Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli

Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli
Tujuan :
Untuk menghitung kadar hemoglobin dalam darah

Prinsip Kerja :
Membandingkan warna asam hematin coklat yang telah di rubah dari hemoglobin dengan asam klorida 0,1N dengan cara membandingkan pada alat standart hemoglobinometer.

Alat :
Pipet HB sahli
Hemoglbinometer
Batang pengaduk
Tabung pengencer hemometer

Bahan pemeriksaan :
Darah yang telah di beri antikoagulan / EDTA

Reagen :
Aquadest
Asam klorida 0,1N

Cara Kerja :

  • masukkan kurang lebih setes asam klorida / HCl 0,1N ke dalam tabung pengencer hemometer sampai tanda 2

  • hisaplah darah yang telah diberi EDTA samapi garis 0,5 tepat

  • hapuslah kelebihan darah yang masih menempel pada bagian luar pipet dengan tissue

  • masukkan darah ke dalam pipet dasar tabung (hati - hati jangan sampai terjadi gelembung udara)

  • bilas isi pipet dengan larutan HCl 0,1N yang ada dalam tabung tersebut

  • lalu campurkan isi tabung tadi supaya darah dan HCl bersenyawa

  • lalu tambahkan tetes demi tetes aquadest sambil di aduk dengan batang pengaduk hingga warna sama dengan dengan warna standart pada alat hemoglobinometer

  • kemudian baca kadar hemoglobin yang tertera pada tabung pengencer tersebut
  •   
Harga Normal :
  • laki - laki dewasa : 13,0 - 16,5 g/dL

  • wanita dewasa : 11,5 - 16,5 g/dL

  • wanita hamil : 11,0 - 16,5 g/dL

  • balita : 122,0 -14,0 g/dL

  • bayi : 13,5 - 19,5 g/dL
Baca SelengkapnyaPemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli

Leukemia

Leukemia adalah penyakit keganasan yang di tandai oleh proliferasi dan penimbunan sel-sel Hematopoeitik lain. Leukemia golongan penyakit yang ditandai dengan penimbunan sel darah putih abnormal dalam sumsum tulang. Sel abnormal ini dapat menyebabkan kegagalan sumsum tulang, hitung sel darah putih sirkulasi meninggi dan menginfiltrasi organ lain. Dengan demikian gambaran umum leukemia mencakup sel darah putih abnormal dalam darah tepi, hitung sel darah putih total meninggi, bukti kegagalan sumsum tulang misalnya : anemia, netropenia atau trombositopenia dan keterlibatan organ lain misalnya : Hati, limpa, limfonodi, meningen, otak, kulit dan testis.

Leukemia digolongkan ke dalam kelompok akut dan kronis berdasarkan derajat maturasi sel-sel ganas di dalam sumsum tulang. Leukemia akut ditandai adanya gangguan maturasi yang mengakibatkan meningkatnya sel-sel muda dan terjadi kegagalan diferensiasi sel-sel darah. Keadaan ini menyebabkan penyakit tampak sangat berat dan menyebabkan kematian dalam beberapa bulan tanpa pengobatan.

Sebaliknya pada leukemia kronik terjadi peningkatan sel matur yang tidak terkendali, sehingga penyakit tampak relatif lebih ringan. Leukemia kronik pada stadium akhir dapat menjadi progresif seperti leukemia akut.

Penyebab

Sebab leukemia belum diketahui, tapi yang diperkirakan bisa menimbulkan leukemia adalah :
1.    Radiasi.
Misalnya : sinar dengan panjang gelombang pendek, sinar Gamma, sinar Beta dan lain-lain. Iradiasi adalah leukomogenik, insidens leukemia meninggi pada individu yang bekerja di lingkungan iradiasi seperti ahli rontgen dan mereka yang bekerja dengan Radium (Ra) dan penduduk yang lolos maut dalam peledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Insiden leukemia akut juga meninggi pada pasien spondylitis ankylosa yang diobati dengan iradiasi dan juga pada anak-anak yang mendapat radio-terapi untuk mengecilkan thymus. Insidens leukemia akut dan kanker pada anak-anak juga meninggi apabila in utero ibunya mendapat radiasi.

2.    Zat kimia
Misalnya  : Benzene. Zat ini merupakan Leukemogenik.

3.    Virus
Misal  : Virus Ebstein Barr. Leukemia dan limfoma diduga disebabkan oleh virus-virus, terutama golongan Oncorna dari virus RNA.

4.    Faktor Genetik
Misal  : Sindrome down (jumlah kromosom 47, kelebihan kromosom), Fanconi dan defisiensi imun tertentu. Bangsa Yahudi mempunyai insidens leukemia akut yang lebih tinggi dari bangsa lain.
Baca SelengkapnyaLeukemia

Anemia

Anemia bukan suatu penyakit tetapi suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya kadar hemoglobin (Hb) di bawah nilai normal. Biasanya diikuti pula dengan penurunan nilai hematokrit. Kadar Hb bergantung pada umur, jenis kelamin, letak geografis dan metode pemeriksaan yang dipakai.


          Kadar Hb rata-rata pada bayi aterm lebih tinggi dari orang dewasa, kemudian kadar hemoglobin akan menurun pada usia 3 bulan dan akan meningkat lagi setelah usia 1 tahun secara perlahan-lahan mendekati kadar Hb pada orang dewasa. Pada wanita kadar Hb umumnya lebih rendah dari pria. Pada wanita umumnya kadar Hb lebih rendah dari wanita tidak hamil. Wanita hamil dikatakan anemia bila kadar Hb < 11 g/dL. Kadar Hb pada pria akan meningkat sebanyak 1,0 g/dL pada ketinggian 2000 meter dan 2,0 g/dL pada ketinggian 3000 m. Penetapan kadar Hb yang dianjurkan oelh WHO adalah cara Spektrofotometer, menggunakan metode Sianmethemoglobin.


KLASIFIKASI ANEMIA Berdasarkan morfologi
1.    Anemia mikrositik hipokrom
Nilai MCV dan MCH kurang dari normal.  Kondisi ini ditemukan pada : anemia defisiensi besi, anemia sideroblastik dan thallasemia.

2.    Anemia normositik normokrom
Nilai MCV dan MCH dalam batas normal. Kondisi ini terjadi pada : Kehilangan darah akut, gangguan hemolitik, penyakit kronik termasuk infeksi, gangguan endokrin, kegagalan sumsum tulang, penyakit infiltrasi metastasis pada sumsum tulang, volume plasma berlebihan (kehamilan, overhidrasi, infus overload) dan hipoplasia sumsum tulang.

3.    Anemia mikrositik normokrom
Nilai MCV kurang dari normal dan MCH normal. Kondisi ini ditemukan pada penyakit inflamasi dan neoplastik.

4.    Anemia Makrositik Normakrom
a.    Megaloblastik
Diakibatkan oleh :
-       Gangguan atau terhentinya sintesis asam nukleat DNA seperti pada defisiensi vitamin B12 dan atau asam folat.
-    Obat khemoterapi pada kanker, antikonvulsi dan oral contrasepsi. Hal ini karena bahan obat mengganggu metabolisme sel.

b.    Non-megaloblastik
-         Akselerasi eritropoeisis. Misal pada respon terhadap perdarahan akut, pada anemia hemolitik.
-         Pertambahan luas permukaan membran. Misal pada penyakit hati.
-         Penyebab tidak jelas. Misal : miksedema.


KLASIFIKASI ANEMIA Berdasarkan etiologi

1. Kehilangan darah  :

a.    Akut
Kehilangan darah yang cepat dan mendadak akibat trauma, luka lebar karena kecelakaan, luka karena zat-zat kimia korosif.
b.    Menahun
Kehilangan darah secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit namun terus menerus. Pada kondisi hemorrhoide, menstruasi, neoplastik dan polip pada kolon.
2. Aktivitas eritropoesis berkurang atau terganggu
a.    Faktor Gizi (Defisiensi substansi esensial)
Kekurangan protein, besi, asam folat, vitamin B12 dan lain-lain.
b.    Kegagalan sumsum tulang memproduksi eritrosit : anemia aplastik, anemia pada keganasan dan lain-lain.
c.    Infiltrasi pada sumsum tulang
-         Leukemia dan limfoma
-         Karsinoma dan sarkoma
-         Multipel myeloma
-         Mielofibrosis
d.    Gangguan Endokrin
-         Miksedema
-        Addisonian adrenal insufisiency
-         Pituitary Adrenal insufisiency
-         Kadang pada Hipertiroidisme
e.    Penyakit ginjal kronik
f.     Penyakit hati kronik (sirosis hati)
g.    Penyakit inflamasi kronik
-         Infeksi
-         Bukan infeksi : penyakit kolagen, penyakit granulomatosus.
h.    Defisiensi eritroblast
-        Atrofi sumsum tulang
-         Aplasi murni sumsum tulang terhadap produksi eritosit
3.  Destruksi eritrosit meningkat
a.    Faktor Ekstrakorpuskular
-         Antibodi. Respon isoimun pada transfusi darah yang tidak cocok dan respon autoimun yang tidak diketahui pasti penyebabnya.
-         Infeksi. Pada malaria
-         Penghancuran eritrosit di limpa, misal pada hipersplenismus
-         Obat - obatan. Misal : Kinidin, sulfonamida, metildopa.
-         Bahan kimia dan fisik. Misalnya : luka bakar luas dan berat.
-         Trauma pada eritrosit.
b.    Faktor Intrakorpuskular
-         Herediter (bawaan) :
o   Hemoglobinopati, misal : penyakit sel sabit.
o   Gangguan sintesis globin : Thallasemia
o   Gangguan membran eritrosit : sferositosis herediter.
o   Defisiensi enzim : defisiensi Glucose 6- phosphate Dehidrogenase (G6PD)
-         Akuisita (didapat)
o   Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria (PNH)
o   Intoksikasi timbal (Pb)


Baca SelengkapnyaAnemia

Pemeriksaan LED (Laju Endap Darah)

Pemeriksaan LED (Laju Endap Darah)

Tujuan :
untuk mengetahui kecepatan mengedapnya eritrosit dalam plasma

Prinsip kerja :
Untuk menghitung kecepatan mengendapnya eritrosit dalam plasma yang dinyatakan dalam mm/jam

Alat :
tabung westergren
rak tabung westergren
bola penghisap

Bahan pemeriksaan :
darah yang telah di campur dengan larutan Na.Citrat 0,109m (Na.Citrat 3,8 %) dengan perbandingan 4:1

Reagen :
Na.Citrat 3,8 %

Cara kerja :

  • hisaplah tabung westergren dengan darah yang telah di encerkan dengan Na.Citrat 3,8 % sampai garis tanda nol

  • letkkan tabung pada rak dan perhatikan supaya posisinya betul betul vertikal lurus dan letakkan pada meja yang datar dan jauhkan dari cahaya sinar matahari langsung dan getaran

  • lalu diamkan selama 1 jam

  • setelah tepat 1 jam lalu bacalah hasilnya dalam mm/jam

Nilai normal :
  • laki - laki : 0 -15 mm/jam

  • wanita : 0 - 20 mm/jam

Baca SelengkapnyaPemeriksaan LED (Laju Endap Darah)

Trombosit


Trombosit adalah sel berupa fragmen atau keping darah hasil pecahan sitoplasma megakariosit di sumsum tulang berukuran 3 - 4 mikron. Umur trombosit 9 -12 hari (rata-rata 10 hari) dalam darah tepi. Nilai normal trombosit adalah 150.000 - 450.000 per milimeter kubik darah. Trombosit yang rusak akan dihancurkan di dalam limpa. Mekanisme pembentukan trombosit dengan cara pembentukan pseudopodia dan fragmentasi dari sitoplasma mengakariosit. Istilah sekarang yang sering digunakan adalah platelet.

Trombosit membantu proses koagulasi dan membentuk sumbatan pada luka dengan perdarahan, karena itu hitung jumlah trombosit sangat penting. Namun karena trombosit sangat kecil dan mudah melekat pada permukaan asing misalnya endotel yang rusak, maka hitung jumlah trombosit perlu memperhatikan hal tersebut

Fungsi Trombosit
1.    Fungsi sebagai sumbatan sementara dalam proses hemostasis. Trombosit menghasilkan zat-zat kimia tertentu yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah

2.    Melindungi pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat trauma-trauma kecil yang terjadi sehari-hari dan mengawali penyembuhan luka pada dinding pembuluh darah

3.    Mempertahankan integritas pembuluh darah

4.    Sebagai alat transport dari substansi tertentu
Baca SelengkapnyaTrombosit

Analisis Sperma

     Pemeriksaan sperma (lebih tepatnya analisis semen) adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur jumlah serta kualitas semen dan sperma seorang pria. Pengertian semen berbeda dengan sperma. Secara keseluruhan, cairan putih dan kental yang keluar dari alat kelamin pria saat ejakulasi disebut semen. Sedangkan (makhluk) kecil yang berenang-renang di dalam semen di sebut sperma.

   Analisis semen merupakan salah satu pemeriksaan lini pertama untuk menentukan kesuburan pria. Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan apakah ada masalah pada sistim produksi sperma atau pada kualitas sperma, yang menjadi biang ketidaksuburan. Perlu diketahui, hampir setengah pasangan yang tidak berhasil memperoleh keturunan, disebabkan karena ketidaksuburan pasangan prianya.

Pada tahap pengambilan sampel, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :

1. Pria yang akan diambil semennya dalam keadaan sehat dan cukup istirahat. Tidak dalam keadaan letih atau lapar.

2. Tiga atau empat hari sebelum semen diambil, pria tersebut tidak boleh melakukan aktifitas seksual yang mengakibatkan keluarnya semen. WHO bahkan merekomendasikan 2 - 7 hari harus puasa ejakulasi, tentunya tidak sebatas hubungan suami istri, tapi dengan cara apapun.

3. Semen (sperma) dikeluarkan melalui masturbasi di laboratorium (biasanya disediakan tempat khusus). Sperma kemudian ditampung pada tabung terbuat dari gelas. Jika mengalami kesulitan untuk mengeluarkan sperma dengan cara ini, diskusikan dengan dokter anda.

4. Masturbasi tidak boleh menggunakan bahan pelicin seperti sabun, minyak, dll.

Adapun Beberapa cara memperoleh sperma, yaitu :

    Masturbasi / Onani

Cara ini merupakan methode yang paling dianjurkan untuk memperoleh sperma, biasanya dengan tangan (baik tangan sendiri maupun tangan istrinya) atau dengan suatu alat tertentu. Kebaikan cara ini menghindari kemungkinan tumpah ketika menampung sperma, menghindari dari pencemaran sperma dengan zat-zat yang lain.

    Coitus Interuptus ( CI )


Adalah melakukan persetubuhan secara terputus, hal ini kurang baik dianjurkan sebab :

Memungkinkan sperma dapat tercampur dengan cairan vagina, sehingga banyak mengandung epitel, leukosit, eritosit, bakteri, parasit, jamur dll.Dalam jumlah penampungannya kurang, karena sperma sebagian dapat masuk ke vagina. Disamping itu terjadi kesalahan pada pemeriksaan PH dan konsentrasi.

    Coitus Condomatosus

Pengeluaran sperma dangan cara ini dilarang dan sangat tidak diperkenankan. Karena sebagian besar karet kondom mengandung bahan spermiacidal, yaitu bahan yang dapat mematikan sperma

     Reflux poscital

Adalah suatu cara Coitus dimana setelah sperma keluar dan masuk kevagina, sperma tersebut dibilas demga pz atau cairan lainnya. Hal ini akan timbul kekeliruan dalam volume konsentrasi dan viskositas.

    Massage prostat

Adalah suatu cara pengeluaran dengan cara memijat kelenjar prostat lewat rectum, disini jelas akan timbul kekeliruan dalam penafsiran pH, konsentrasi dan sebagainya yang keluar adalah cairan prostat.

Baca SelengkapnyaAnalisis Sperma

Merkuri

MERKURI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN MANUSIA

SUMBER BAHAN DAN PENGGUNAANNYA.
Merkuri  (air raksa, Hg) adalah salah satu jenis logam yang  banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu - batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik dan organik.

Umumnya kadar dalam tanah, air dan  udara  relatif rendah. Berbagai jenis aktivitas manusia dapat meningkatkan kadar ini, misalnya aktivitas penambangan   yang dapat menghasilkan merkuri sebanyak  10.000 ton / tahun. Pekerja yang  mengalami pemaparan terus menerus  terhadap  kadar 0,05 Hg mg / m  udara menunjukkan gejala nonspesifik berupa neurastenia, sedangkan  pada kadar 0,1 � 0,2  mg/m    menyebabkan tremor. Dosis fatal garam merkuri  adalah  1 gr.

SIFAT FISIKA KIMIA
Merkuri   merupakan logam yang dalam keadaan normal berbentuk cairan  berwarna abu-abu,  tidak berbau dengan berat  molekul  200,59. Tidak larut dalam air, alkohol, eter, asam hidroklorida, hydrogen bromida dan hidrogen iodide; Larut dalam asam nitrat, asam sulfurik panas dan lipid.

Tidak tercampurkan dengan  oksidator, halogen, bahan-bahan  yang mudah terbakar,  logam, asam, logam carbide dan amine.

Toksisitas merkuri berbeda sesuai  bentuk kimianya, misalnya merkuri inorganik bersifat toksik pada  ginjal, sedangkan merkuri organik seperti  metil merkuri  bersifat  toksis pada sistim syaraf pusat. 

Dikenal   3  bentuk   merkuri, yaitu:
1.       Merkuri elemental (Hg): terdapat dalam gelas termometer, tensimeter air raksa, amalgam gigi, alat elektrik,  batu batere dan cat. Juga digunakan sebagai katalisator dalam produksi soda kaustik dan desinfektan serta  untuk produksi klorin  dari sodium klorida.

2.       Merkuri inorganic : dalam bentuk Hg++ (Mercuric) dan Hg+ (Mercurous) misalnya :
-          Merkuri klorida (HgCl2) termasuk bentuk Hg inorganik yang sangat toksik, kaustik dan digunakan sebagai desinfektan
-          Mercurous chloride (HgCl) yang digunakan  untuk teething powder dan laksansia (calomel)  
-          Mercurous fulminate yang bersifat mudah terbakar

3.       Merkuri Organik : terdapat dalam beberapa bentuk a,l :
-          Metil merkuri dan  etil merkuri  yang keduanya termasuk bentuk alkil rantai pendek dijumpai sebagai kontaminan logam di lingkungan.  Misalnya memakan ikan yang tercemar zat tsb.dapat menyebabkan   gangguan neurologis dan kongenital.
-          Merkuri dalam bentuk alkil  dan aryl rantai panjang dijumpai  sebagai antiseptik dan fungisida.

BAHAYA UTAMA TERHADAP KESEHATAN

1.       Merkuri elemental (Hg)
-   Inhalasi: paling sering menyebabkan keracunan
-  Tertelan ternyata tidak menyebabkan  efek toksik karena absorpsinya yang  rendah  kecuali jika ada   fistula atau penyakit inflamasi gastrointestinal  atau  jika merkuri tersimpan untuk waktu lama disaluran gastrointestinal.
- Intravena dapat menyebabkan emboli paru.

Karena bersifat larut dalam lemak, bentuk merkuri ini mudah melalui  sawar otak  dan  plasenta. Di otak ia akan berakumulasi di korteks  cerebrum dan cerebellum dimana ia akan teroksidasi menjadi bentuk ion merkurik (Hg++ ) ini akan berikatan dengan  sulfhidril  dari protein enzim  dan protein seluler sehingga menggangu fungsi enzim dan transport sel. Pemanasan logam merkuri membentuk uap merkuri oksida yang bersifat korosif pada kulit, selaput mukosa mata, mulut, dan saluran pernafasan.

2.       Merkuri   inorganik: Sering diabsorpsi  melalui gastrointestinal, paru-paru dan kulit.
Pemaparan  akut dan kadar tinggi dapat menyebabkan gagal ginjal sedangkan  pada pemaparan kronis dengan dosis rendah dapat menyebabkan proteinuri, sindroma nefrotik dan nefropati yang berhubungan dengan gangguan imunologis.

3.       Merkuri organik: terutama bentuk rantai pendek alkil (metil merkuri) dapat menimbulkan degenerasi neuron di korteks cerebri dan cerebellum dan mengakibatkan parestesi distal, ataksia, disartria, tuli dan penyempitan lapang pandang.  Metil merkuri  mudah pula melalui plasenta dan berakumulasi dalam fetus yang mengakibatkan kematian dalam kandungan dan cerebral palsy.merkurik 
Baca SelengkapnyaMerkuri

Serum

       Serum (bahasa Inggris: blood serum) adalah komponen yang bukan berupa sel darah, juga bukan faktor koagulasi; serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen, (bahasa Latin: serum)  berarti bagian tetap cair dari susu yang membeku pada proses pembuatan keju.

       Serum terdiri dari semua protein (yang tidak digunakan untuk pembekuan darah) termasuk cairan elektrolit, antibodi, antigen, hormon, dan semua substansiexogenous. Rumusan umum yaitu: serum = plasma - fibrinogen - protein faktor koagulasi. (Studi yang mempelajari serum disebut serologi. Serum digunakan dalam berbagai uji diagnostik termasuk untuk menentukan golongan darah).
Baca SelengkapnyaSerum

Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit

Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit

Tujuan :
Untuk menghitung  jumlah leukosit dalam darah

Prinsip kerja :
darah yang telah di encerkan lalu di hitung jumlah leukosit dalam volume pengenceran tertentu dengan cara mengalikan terhadap faktor perhitungan jumlah leukosit dan di peroleh jumlah leukosit dalam satuan volume darah

Alat :
pipet thoma leukosit
kamar hitung (improved neubaure)
dek glass/cover glass
counter tally
tissue
mikroskop

Bahan pemeriksaan :
darah yang telah di beri EDTA

Reagen :
larutan turk

Cara kerja :

  • hisaplah darah dengan pipet thoma leukosit sampai tanda garis tanda 0,5 tepat
  • hapuslah kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet
  • lau hisaplah larutan turk samapai tanda 11 (hati - hati jangan sampai terjadi gelembung udara)
  • lalu kedua ujung pipet di tutup dengan menggunakan jari lalu kocok sampai darah dan larutan turk homogen
  • letakkan kamar hitung (improved neubaure) dan kaca penutungnya / cover glass (supaya kaca penutupmudah lengket pada bagian kedua tunggul di basahi dengan sedikit air)
  • lalu ambil pipet thoma tadi dan kocok kembalai, lalu buang kira - kira 3 - 4 tetes
  • tetesan selanjutnya di masukkan kedalam kamar hitung (improved neubaure) dan diamkan sebentar
  • kemudian leukosit di hitung dalam 4 bidang besar dengan perbesaran lensa objektif 10x dan 40x untuk memperjelas
Nilai normal :
4000 - 11.000 / ul darah

Perhitungan :
          20                = 50
 4 x 1 nm x 0,1 mn

= 50 x Jumlah leukosit yang di temukan  = ........ / ul darah
Baca SelengkapnyaPemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit

Anemia Defisiensi Besi


ANEMIA DEFISIENSI BESI

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi karena tubuh mengalami kekurangan besi atau berkurangnya cadangan besi akibat kebutuhan yang meningkat, kehilangan besi atau kemampuan tubuh yang rendah untuk menyerap besi dari usus sehingga terjadi anemia. Keadaan ini ditandai dengan menurunnya saturasi transferin, berkurangnya kadar feritin serum atau hemosiderin sumsum tulang. Secara fisiologik kebutuhan besi akan meningkat pada bayi (terutama prematur), anak pada masa pertumbuhan, wanita selama masa reproduksi karena kehilangan darah waktu menstruasi atau kebutuhan besi meningkat pada masa kehamilan. Kekurangan besi dapat pula terjadi akibat terlalu banyak besi yang dikeluarkan dari tubuh karena perdarahan, pengeluaran hemoglobin atau hemosiderin lewat urine.

Penyebab :

Defisiensi besi yang patologik dapat disebabkan oleh :

1.    Intake besi yang tidak cukup
-       Diet besi kurang
Ditemukan pada bayi yang hanya diberi diet susu sampai 12 - 24 bulan dan pada individu yang hanya makan sayuran (vegetarian).
-       Terhambatnya absorbsi besi
-        Gangguan lambung : ulkus peptikum, setelah gastrektomi dan achlorhydria.
-        Gangguan intestinum : infeksi cacing

2.    Kehilangan besi
-       Setelah perdarahan kronik : varises oesophagus, sering makan aspirin, perdarahan polip pada saluran cerna, neoplasma, ancylostomiasis, kolitis ulserasi, hemoroid.
-       Infeksi cacing dan amoeba
Infeksi cacing usus, Balantidium coli.

3.    Menstruasi yang berlebihan
4.    Hemoglobinuria
Baca SelengkapnyaAnemia Defisiensi Besi

Hematologi Analyzer

HEMATOLOGY ANALYZER

Hematology Analyzer adalah alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara menghitung dan mengukur sel-sel darah secara otomatis berdasarkan variasi impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang dilewatkan.

Alat ini bekerja berdasarkan prinsip flow cytometer. Flow cytometri adalah metode pengukuran [= metri] jumlah dan sifat-sifat sel [= cyto] yang dibungkus oleh aliran cairan [= flow] melalui celah sempit. Ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut sedemikian rupa sehingga sel dapat lewat satu per satu, kemudian dilakukan penghitungan jumlah sel dan ukurannya. Alat ini juga dapat memberikan informasi intraseluler, termasuk inti sel.

Prinsip :

*Prinsip impedansi listrik : Berdasarkan pada variasi impedansi yang dihasilkan oleh sel-sel darah  di dalam mikroaperture (celah chamber mikro), yang mana sampel darah yang  diencerkan dengan elektrolit diluent / Sys DIL, akan melalui  mikroaperture yang dipasangi dua elektroda pada dua sisinya (sisi vakum dan konstan) yang pada masing-masing arus listrik berjalan secara kontinyu, maka akan terjadi peningkatan resistensi listrik (impedansi) pada kedua elektroda sesuai dengan volume sel (ukuran sel) yang melewati. Impulse voltage yang dihasilkan  oleh amplifier circuit ditingkatkan dan dianalisa oleh elektronik system, lalu Hemoglobin diukur dengan melisiskan Red Blood Cells (RBC) dengan Sys LYSE membentuk methemoglobin/cyanmethemoglobin dan diukur secara spektrofotometri pada panjang gelombang 550 nm pada chamber. Hasil yang didapat diprintout pada printer berupa nilai dan grafik sel.

*Prinsip light scattering adalah metode di mana sel dalam suatu aliran melewati celah di mana berkas cahaya difokuskan ke situ (sensing area). Apabila cahaya tersebut mengenai sel, akan dihamburkan, dipantulkan, atau dibiaskan ke semua arah. Beberapa detektor yang diletakkan pada sudut-sudut tertentu akan menangkap berkas-berkas sinar sesudah melewati sel itu. Alat yang memakai prinsip ini lazim disebut flow cytometeri
Baca SelengkapnyaHematologi Analyzer

Pemeriksaan APTT / KPTT


Pemeriksaan APTT / KPTT

Prinsip     : Reagent APTT akan beraksi dengan faktor VIII dan faktor IX pada suhu 37º C pada Waterbath dan menghasilkan pembekuan plasma berupa benang fibrin.

Tujuan   : Untuk menguji fungsi thrombosit dan faktor VIII dan faktor IX (hemofilia)

Alat dan reagensia  :
a.      Spuit dan Neddle
b.      Sentrifuge dan tabungnya.
c.      Pipet tetes
d.      Pipet volume 0,5 ml dengan skala 0,02 ml / Clinipette 100 ul
e.      Tabung reaksi 10 x 200 mm
f.        Waterbath 37º C
g.      Stop watch
h.      Kaitan logam / Ose
i.         Brain Tromboplastine
j.         Larutan CaCl2  0,22 %
k.       NaCl 0,9 %
l.         Natrium Citrate 3,8 %

Bahan pemeriksaan  : Darah Vena dgn Anticoagulant Natrium sitrat 3,8 %  1 : 9

Cara Kerja   :
a.      Pembuatan Plasma  1  :  9
  1. Dipipet 0,2 ml Na. Citrate 3,8 % dimasukkan ke dalam tabung.
  2. Darah yang ada dalam spuit dimasukkan kedalam tabung yang berisi Na.citrate 3,8 % sebanyak 1,8 ml.
  3. Dicampur dengan cara membolak-balik tabung.
  4. Diputar selama 5 menit pada 1500 rpm dengan sentrifuge.
  5. Plasma yang terjadi dipisahkan dan dimasukkan kedalam tabung reaksi.

b.      Pemeriksaan APTT
  1. Reagent APTT dan larutan CaCl2 0,25 M dimasukkan waterbath 37º C selama 5 menit.
  2. Dipipet 0,1 ml plasma dan dimasukkan kedalam tabung reaksi.
  3. Ditambah 0,1 ml reagent APTT dan dikocok. Lalu dimasukkan kedalam waterbath 37O C selama 3-5 menit.
  4. Ditambah 0,1 ml CaCl2 0,25 M dan stop watch dijalankan.
  5. Lalu didiankan dalam waterbath 37ºC selama 20-35 detikkemudian diangkat dan digoyang.
  6. Dipancing dengan Ose sampai terjadi pembekuan pada plasma dengan terbentuk benang-benang fibrin dan stopwatch dihentikan.

Nilai Normal   : 29 -� 37 detik
Baca SelengkapnyaPemeriksaan APTT / KPTT