Jenis - Jenis Enzim

Jenis - Jenis Enzim  Penanda dalam Klinik
  • Lipase
Kadar lipase plasma dapat menurun pada penyakit hati, defisiensi vitamin A. Lipase meningkat pada diabetes mellitus, pancreatitis akut, dan karsinoma pancreas.

  • Amilase
Kadar amylase plasma dapat merendah pada penyakit hati dan dapat meninggi pada pancreatitis akut, obstruksi usus yang tinggi, parotitis dan diabetes mellitus.

  • Tripsin
Kenaikan kadar tripsin dalam plasma terjadi selama penyakit akut pancreas dengan pembekuan darah yang dilaporkan sebagai titer anti thrombin. Aktivitas tripsin lebih baik atau lebih sensitf disbanding dari lipase atau amylase pada pancreatitis.

  • Kolin esterase
Enzim telah diukur aktivitasnya pada beberapa penyakit. Pada umumnya kadar rendah ditemukan pada penderita dengan penyakit hati, malnutrisi, penyakit infeksi menahun yang melemahkan dan akut, serta anemia. Kadar tinnggi terdapat pada sindroma nefritik. Sejumlah besar obat-obatan mengakibatkan penurunan aktivitas kolinesterase untuk sementara. Alkil fluorofosfat menyebabkan inhibisi ireversibel terhadap enzim ini. Kadar kolinesterase dalam sel darah merah muda jelas lebih tinggi daripada dalam sel darah merah dewasa, akibatnya kolinesterase eritrosit dalam darah perifer dapat dipakai sebagai indicator untuk aktifitas hemopeotik.

  • Alkali fosfatase
Kadar enzim yang mampu mengkatalisis hidrolisis berbagai ester fosfat pada pH alkali (aktivitas alkali fosfatase) dapat meningkat pada rakhitis, hiperparatiroidi, penyakit paget, sarcoma osteoblastik, ikterus obstruksi, dan karsinoma metastatic. Seperti halnya dengan beberapa enzim lainnya, isozim alkali fosfotase dapat dideteksi dalam cairan tubuh. Enzim ini termasuk isozim spesifik yang berasal dari tulang, hati, plasenta dan usus. Oleh karena itu, pengukuran izosim alkali fosfatase spesifik dapat memperbaiki nilai diagnostic uji ini. Jadi, kadar alkali fosfatase serum dapat meningkat pada payah jantung kongesti sebagai akibat kerusakan pada hati dan yang lebih berharga adalah penggunaan pengukuran izosim alkali fosfatase untuk membedakan kerusakan hati dari kerusakan tulang dalam hal karsinoma metastatic.

  • Asam fosfatase
Kadar enzim yang mampu mengkatalisis hidrolisis berbagai ester fosfat pada pH asam (aktivitas asam fosfatase) dapat meningkat pada karsinoma prostat yang bermetastasis.

  • Transaminase
Dua transaminase menarik perhatian klinis. Glutamat oksaloasetat transaminase (GOT) mengkatalisis transfer gugus amino asam aspartat ke asam alfa-ketoglutarat, membentuk asam glutamate dan asam oksaloasetat; glutamate piruvat transaminase (GPT) memindahkan gugus amino alanin ke asam alfa-ketoglutarat, membentuk asam glutamate dan asam piruvat. Kadar transaminase serum normal adalah rendah, tetapi setelah destruksi jaringan yang luas, enzim ini dilepaskan ke dalam serum. 

Contohnya otot jantung yang kaya akan transaminase; akibatnya infark miokard diikuti oleh kenaikan kadar transaminase serum yang cepat dan meyakinkan. Nilainya menurun mendekati normal dalam beberapa hari. Penilaian glutamate oksaloasetat transaminase digunakan secara luas untuk memastikan diagnosis infark miokard. Sel jaringan hati kaya akan kedua transaminase tetapi lebih kaya akan piruvat transaminase (PT) disbanding oksaloasetat transaminase (OT). PT lokasinya lebih banyak di sitoplasma dan OT lokasinya lebih banyak di mitokondria. PT lebih member petunjuk untuk proses akut dan OT lebih banyak member petunjuk pada proses kronis. PT juga dapat meningkat pada nekrosis sel otot jantung pada infark miokard, tetapi untuk infark miokard lebih lebih sensitive kreatinin kinase. Untung jantung, OT lebih signifikan dari PT tetapi tidak sebaik kreatinin kinase. Kerusakan otot rangka yang luas juga dapat menaikkan aktivitas transaminase dalam darah disebabkan oleh peningkatan perembesan melalui dinding kapiler yang rusak.

  • Laktat dehidrogenase (LDH)
Laktat ini dideteksi karena kemampuannya dalam mereduksi piruvat yang dibantu oleh koenzim NADH. Pada infark miokard, LDH naik dalam 24 jam setelah terjadinya infark dan kembali normal setelah 5 hari. Pada leukemia akut dan leukemia kronis dengan eksaserbasi, aktifitas LDH juga meningkat. Jadi, tampaknya akan lebih membantu untuk proses yang akut atau eksaserbasi akut. LDH juga meningkat pada virus hepatitis ketika proses puncak, tetapi tidak meningkat pada hepatitis oleh penyebab lain. LDL serum normal pada demam, penyakit infeksi kronis anemia, infark paru-paru, dan neoplasma local. Untuk otot jantung, izosim LDH 1 lebih bermakna dibanding total LDH, tapi pemeriksaannya tentu lebih sulit.

  • Isositrat dehidrogenase (ICD)
Pengukuran aktivitas ICD berguna dalam menunjang diagnosis penyakit hati dan enzim ini juga akan meningkat pada tumor otak, meningitis. Hasil akan lebih baik kalau sampel diambil dari cairan otak. Pada meningitis nilainya bisa meningkat 50 kali normal. Pada tumor otak dapat naik sekitar 10 kali lipat. Tapi nilai itu akan kembali normal setelah pasien sembuh.

  • Kreatinin Fosfokinase (CPK)
Kreatini fosfokoinase disebut juga dengan kreatinin kinase (CK). Kreatinin ini adalah enzim dalam otot sebagai katalis pemecahan kreatini fosfat dalam pengadaan energy. Namun, enzim ini juga meningkat pada penyakit otot, seperti muscular distrofia. Jaringan non muscular kecuali otak, tidak mengandung enzim CPK. Enzim ini mempunyai 3 izosim, yaitu M untuk otot, B untuk otak, CK1 (BB), CK2 (MB), dan CK3 (MM). Di klinik, pemeriksaan CK telah menjadi pemeriksaan rutin dalam menegakkan diagnosis penyakit infark miokard dengan ditandai peningkatan CK MB diatas 20 kali normal.

  • Seruloplasmin
Enzim ini adalah globin serum yang mengandung tembaga (Cu). Namun, sangat berarti pada penilaian enzim oksidase in vitro terhadap beberapa amin, termasuk efinefrin, 5 hidroksitriptamin, dan dihidroksi fenilalanin. Jadi, kadar seruloplasmin ditetapkan sebagai aktivitas enzim oksidase, yang akan meningkat pada sirosis, hepatitis, infeksi bakteri, kehamilan. Tapi pemeriksaan ceruloplasmin sangat khas pada penyakit Wilson yang kadarnya menurun.

Sumber : Dari berbagai sumber

0 komentar:

Posting Komentar