Sifilis (Treponema Pallida)

Sifilis (Treponema Pallida)

Sifilis adalah penyakit kelamin yang menular, yang disebabkan oleh Treponema pallidum suatu jenis Spirochaeta. Penularannya terutama melalui hubungan kelamin. Masa inkubasi berselang mulai 10 hari sampai 4 bulan. Ciri perkembangan penyakit ini, mula-mula ditandai dengan suatu jenis perlukaan, biasanya di kemaluan., pada stadium kedua timbul ruam menyeluruh di kulit dan selaput lendir, masa terpendam atau latent yang lama timbul kelainan-kelainan di kulit, tulang, bagian tubuh, sistem saraf pusat dan sistem peredaran darah.

Penyakit kelamin dapat disembuhkan, pengobatan sendiri berbahaya. Sifilis adalah penyakit kelamin yang dapat ditularkan ibu kepada bayinya. Setiap wanita hamil harus diperiksa darahnya terhadap sifilis.

Petanda Sifilis :
1.      Antibodi nontreponemal
  • Pemeriksaan ini ditegakkan sebagai skrining test terhadap adanya kemungkinan seseorang terinfeksi sifilis.
  • Pemeriksaan ini pelaksaannya cukup sederhana, murah dan memberikan hasil yang cukup baik.
  • Antibodi ini disebut reagin yang dapat tersusun atas IgM maupun IgG, tidak mempunyai dampak melindungi terhadap infeksi treponema.
  • Umumnya pemeriksaan ini menggunakan dasar cara flokulasi test seperti pada VDRL dan RPR.
  • Karena tidak spesifik maka dapat terjadi reaksi positif palsu.

2.      Antibodi treponemal
  • Antibodi ini spesifik terhadap antigen Treponema yang merangsang pembentukannya.
  • Antibodi ini dapat tersusun dari kelas IgG atau IgM.
  • Merupakan pemeriksaan lanjutan terhadap hasil positif dari skrining test dan uji penegasan adanya infeksi kuman Treponema Pallidum.
  • Metode pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mendeteksi antibodi ini TPI, FTA-Abs, TPHA.
  • Test FTA-Abs menggunakan mikroskop fluorescen dan memiliki kepekaan yang cukup tinggi serta spesifisitas yang cukup tinggi pula.
  • TPI berdasarkan pada penghentian gerak kuman treponema, test ini sangat mahal sehingga jarang dilakukan.
  • TPHA menggunakan strain Treponema pallida dari Nichol yang dikonjugasi pada eritrosit domba, reaksi postif berupa hemaglutinasi.
Sumber : 
Imunologi, Pusdiknakes, untuk Sekolah Menengah Analis Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, 1989, Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar