Streptococcus hemolyticus

Streptococcus   hemolyticus

Streptococcus Group A Beta hemolyticus membentuk 2 macam hemolisin yaitu : Streptolisin O dan Streptolisin S. Streptolisin O dapat membentuk ASTO dalam darah, bila titer > 200 berarti baru terjadi infeksi atau infeksi yang lama. Streptolisin S merupakan penyebab terbentuknya zona bening disekitar koloni pada Blood Agar Plate. Selain Streptolisin diproduksi juga enzim seperti deoksiribonuklease, streptokinase dan hialuronidase dan lainnya.

Pemeriksaan ini penting untuk diagnosis banding penyulit pasca infeksi nonsupuratif dari infeksi Streptococcus, misalnya Glomerulonefritis atau demam reumatik.

Petanda Streptococcus  :
1.      Anti Streptolisin O
  • Pada keadaan normal dalam darah hampir setiap orang dijumpai ASTO dengan titer rendah, dewasa < 125 IU dan anak < 200 IU.
  • Penetapan titer dilakukan untuk mengetahui proses penyakit oleh infeksi Streptococcus.
  • Penetapan titer ASTO menjadi lebih penting, karena infeksi Streptococcus dapat menimbulkan penyulit berupa respons imun yang dapat menyebabkan kerusakan dalam berbagai organ.
  • Penderita yang terinfeksi Streptococcus titernya diatas 200 IU dan pada demam reumatik dan Glomerulonefritis akut menunjukkan titer yang lebih tinggi lagi.
  • Titer ASTO yang diperoleh pada uji tunggal baru dapat menyatakan infeksi bila titer ASTO cukup tinggi, sedangkan dalam batas normal belum menyingkirkan kemungkinan infeksi.

2.      Anti-deoksiribonuklease (ADN-B)
  • Meningkat lebih lambat dan menurun lebih lambat dibandingkan ASTO.
  • Mencapai puncaknya pada minggu ke 4 sampai ke 8 setelah infeksi dan tetap tinggi selama beberapa bulan.
  • Dipakai untuk menetapkan keadaan pasca infeksi Streptococcus yang menunjukkan periode laten yang panjang.
  • Test ini lebih banyak menunjukkan hasil positif pada infeksi kulit, tetapi kurang memberi informasi pada faringitis.

Sumber :
Bakteriologi Klinik, Pusdiknakes, untuk SMAK, Departemen Kesehatan RI, 1989, Jakarta

    0 komentar:

    Posting Komentar