Anemia

Anemia bukan suatu penyakit tetapi suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya kadar hemoglobin (Hb) di bawah nilai normal. Biasanya diikuti pula dengan penurunan nilai hematokrit. Kadar Hb bergantung pada umur, jenis kelamin, letak geografis dan metode pemeriksaan yang dipakai.


          Kadar Hb rata-rata pada bayi aterm lebih tinggi dari orang dewasa, kemudian kadar hemoglobin akan menurun pada usia 3 bulan dan akan meningkat lagi setelah usia 1 tahun secara perlahan-lahan mendekati kadar Hb pada orang dewasa. Pada wanita kadar Hb umumnya lebih rendah dari pria. Pada wanita umumnya kadar Hb lebih rendah dari wanita tidak hamil. Wanita hamil dikatakan anemia bila kadar Hb < 11 g/dL. Kadar Hb pada pria akan meningkat sebanyak 1,0 g/dL pada ketinggian 2000 meter dan 2,0 g/dL pada ketinggian 3000 m. Penetapan kadar Hb yang dianjurkan oelh WHO adalah cara Spektrofotometer, menggunakan metode Sianmethemoglobin.


KLASIFIKASI ANEMIA Berdasarkan morfologi
1.    Anemia mikrositik hipokrom
Nilai MCV dan MCH kurang dari normal.  Kondisi ini ditemukan pada : anemia defisiensi besi, anemia sideroblastik dan thallasemia.

2.    Anemia normositik normokrom
Nilai MCV dan MCH dalam batas normal. Kondisi ini terjadi pada : Kehilangan darah akut, gangguan hemolitik, penyakit kronik termasuk infeksi, gangguan endokrin, kegagalan sumsum tulang, penyakit infiltrasi metastasis pada sumsum tulang, volume plasma berlebihan (kehamilan, overhidrasi, infus overload) dan hipoplasia sumsum tulang.

3.    Anemia mikrositik normokrom
Nilai MCV kurang dari normal dan MCH normal. Kondisi ini ditemukan pada penyakit inflamasi dan neoplastik.

4.    Anemia Makrositik Normakrom
a.    Megaloblastik
Diakibatkan oleh :
-       Gangguan atau terhentinya sintesis asam nukleat DNA seperti pada defisiensi vitamin B12 dan atau asam folat.
-    Obat khemoterapi pada kanker, antikonvulsi dan oral contrasepsi. Hal ini karena bahan obat mengganggu metabolisme sel.

b.    Non-megaloblastik
-         Akselerasi eritropoeisis. Misal pada respon terhadap perdarahan akut, pada anemia hemolitik.
-         Pertambahan luas permukaan membran. Misal pada penyakit hati.
-         Penyebab tidak jelas. Misal : miksedema.


KLASIFIKASI ANEMIA Berdasarkan etiologi

1. Kehilangan darah  :

a.    Akut
Kehilangan darah yang cepat dan mendadak akibat trauma, luka lebar karena kecelakaan, luka karena zat-zat kimia korosif.
b.    Menahun
Kehilangan darah secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit namun terus menerus. Pada kondisi hemorrhoide, menstruasi, neoplastik dan polip pada kolon.
2. Aktivitas eritropoesis berkurang atau terganggu
a.    Faktor Gizi (Defisiensi substansi esensial)
Kekurangan protein, besi, asam folat, vitamin B12 dan lain-lain.
b.    Kegagalan sumsum tulang memproduksi eritrosit : anemia aplastik, anemia pada keganasan dan lain-lain.
c.    Infiltrasi pada sumsum tulang
-         Leukemia dan limfoma
-         Karsinoma dan sarkoma
-         Multipel myeloma
-         Mielofibrosis
d.    Gangguan Endokrin
-         Miksedema
-        Addisonian adrenal insufisiency
-         Pituitary Adrenal insufisiency
-         Kadang pada Hipertiroidisme
e.    Penyakit ginjal kronik
f.     Penyakit hati kronik (sirosis hati)
g.    Penyakit inflamasi kronik
-         Infeksi
-         Bukan infeksi : penyakit kolagen, penyakit granulomatosus.
h.    Defisiensi eritroblast
-        Atrofi sumsum tulang
-         Aplasi murni sumsum tulang terhadap produksi eritosit
3.  Destruksi eritrosit meningkat
a.    Faktor Ekstrakorpuskular
-         Antibodi. Respon isoimun pada transfusi darah yang tidak cocok dan respon autoimun yang tidak diketahui pasti penyebabnya.
-         Infeksi. Pada malaria
-         Penghancuran eritrosit di limpa, misal pada hipersplenismus
-         Obat - obatan. Misal : Kinidin, sulfonamida, metildopa.
-         Bahan kimia dan fisik. Misalnya : luka bakar luas dan berat.
-         Trauma pada eritrosit.
b.    Faktor Intrakorpuskular
-         Herediter (bawaan) :
o   Hemoglobinopati, misal : penyakit sel sabit.
o   Gangguan sintesis globin : Thallasemia
o   Gangguan membran eritrosit : sferositosis herediter.
o   Defisiensi enzim : defisiensi Glucose 6- phosphate Dehidrogenase (G6PD)
-         Akuisita (didapat)
o   Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria (PNH)
o   Intoksikasi timbal (Pb)


0 komentar:

Posting Komentar