Eosinofil

EOSINOFIL

Eosinofil merupakan salah satu dari seri leukosit yang memiliki granula dan tergolong dalam granulosit. Granula dalam sel ini mempunyai afinitas yang tinggi terhadap eosin sehingga pada pewarnaan mengambil zat warna asam eosin dan berwarna merah orange. Jumlah normal eosinofil berkisar antara 1-3 sel per 100 leukosit. Mempunyai sedikit kemampuan phagositosis. Peranan utama  dari eosinofil masih belum jelas. Hanya dikatakan terjadi peningkatan jumlahnya apabila tubuh kemasukkan benda-benda asing, baik suatu protein asing ataupun parasit yaitu disebut keadaan allergi. Selain terdapat disirkulasi juga dapat tinggal di jaringan-jaringan pada keadaan alergi, misalnya di mukosa usus, jaringan paru-paru.

Morfologi dan ciri  Eosinofil :
-          Besarnya sel                        : 10 - 15 mikron
-          Inti                                     
-          Letaknya dalam sel              :  Sentral /  Eksentrik
-          Bentuk inti                            : Bersegmen (2 -3 lobi)
-          Warna inti                             : Kebiru-biruan (agak pucat)
-          Kromatin                                :  Kasar
-          Membran inti                        :  ada
-          Butir inti (nucleoli)               :  Tidak ada
-          Sitoplasma
-          Luasnya / lebarnya               :  Relatif lebih besar/lebih lebar
-          Warna sitoplasma                 :  Oxyphil / Eosinophil / kemerahan
-          Perinuklear Zone                   :  Tidak ada
-     Granula dalam sitoplasma      :  Banyak, sama besar , bulat, warna orange kemerahan kuning-kuning mengkilap (bronze).
-      Granula  :  Mengandung enzim yang menghambat  mediator inflamasi dan histaminasi.
-    Fungsi     : Berhubungan dengan Inflamasi akibat respon Imunologik. Eosinophil mampu melakukan fagositosis  tetapi tidak mampu membunuh kuman.

Sel eosinofil dalam sitoplasmanya terdapat granula-granula yang berisi dan mempunyai bahan-bahan :
  1. Peroksidase (untuk deaminasi oksidatif histamin)
  2. Aryl Sulfatase B (yang merusak SRS dari reaksi anafilaktik)
  3. Histaminase ( untuk deaminasi oksidatif histamin)
  4. Fosfolipase D (yang menginaktifkan platelet anaphylaxis factor)
Sel ini selain berfungsi melindungi  tubuh dari benda asing juga berfungsi mengakhiri reaksi alergi. Sel ini juga banyak dijumpai pada infeksi parasit.

0 komentar:

Posting Komentar